Indef: Lahan Milik Petani Semakin Tergerus
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat ketimpangan di Indonesia hingga saat ini berada di angka 0,397. Angka ini
masih tergolong tinggi. Salah satu faktor yang memengaruhi ketimpangan yakni lahan pertanian.
Akibatnya, banyak petani yang memiliki
lahan yang luasnya di bawah 1 hekatare (ha). Peneliti Institut Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (Indef) Imaduddin Abdullah mengatakan,
kepemilikan lahan pertanian memang makin lama makin sempit.
"Mereka yang memiliki luas lahan di bawah setengah hektare presentasenya
meningkat sejak 2003 hingga 2013, seharusnya jumlah lahan yang dimiliki tinggi," ujarnya di Kantor Indef, Jakarta, Kamis (4/5/2017).
Dalam
kenyataannya, petani di Indonesia hanya memiliki lahan 0,8 ha. Angka yang di bawah 1 ha ini, jauh berbeda dengan Jepang dan negara-negara
lain yang petaninya memiliki luas lahan di atas 1 ha.
"Jepang saat 1,57 ha, Korea Selatan 1,46 ha, Filipina 2 ha, dan Thailand 3,2
ha. Dengan Thailand dan Filipina saja kita kalah," tutur dia.
Selain itu, Indonesia juga tercatat sebagai salah satu negara dengan
level mekanisasi pertanian terendah dan pada akhirnya harus berdampak pada penurunan produktivitas petani.
"Saya ambil contoh, produktivitas
padi Indonesia rata-rata saat ini baru tercatat 5,1 juta ton per ha. Angka ini cukup jauh dari produktivitas ideal di tingkat percobaan
yang dapat mencapai 8,3 juta ton ha," ungkapnya.
Ima juga berharap untuk ke depannya, jumlah lahan yang dimiliki oleh petani semakin
meningkat dan harus menjadi perhatian utama pemerintah dalam sektor tersebut.
"Karena petani yang memiliki lahan sendiri itu, jauh
lebih produktif ketimbang mereka yang bekerja di lahan orang," tutur dia.
Sumber : Sindonews.com
Disfiyant Glienmourinsie