Seputar Pertanian
BERANDA  KEBIJAKAN DAN PERATURAN      ARTIKEL    DATA DAN FAKTA    TENTANG SITUS INI 

Kredit Pertanian Didorong Wujudkan Kedaulatan Pangan

Sabtu, 25 Maret 2017
Okezone.com
LIMA PULUH KOTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan program Aksi Pangan (Akselerasi, Sinergi, dan Inklusi Keuangan di Bidang Pangan) yang mendorong penyaluran kredit dan asuransi pertanian peternakan.
 
Kebijakan ini upaya sinergi kebijakan dalam mengakselerasi inklusi keuangan untuk mendukung program Nawacita guna mewujudkan kedaulatan pangan. Peluncuran program Aksi Pangan dilaksanakan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, kemarin.
 
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, program Aksi Pangan adalah bagian dari tindak lanjut program Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat yang diluncurkan Presiden di Brebes, Jawa Tengah, pada April 2016 dan bagian dari implementasi Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) yang juga diluncurkan Presiden pada November 2016 lalu.
 
“Aksi Pangan ini merupakan upaya nyata OJK bersama kementerian terkait serta pelaku industri jasa keuangan untuk mempercepat dan meningkatkan pembiayaan sektor pangan, khususnya pada 11 komoditas utama pangan. Diharapkan aksi ini dapat menjawab masalah terbatasnya akses pembiayaan, khususnya di sektor ketahanan pangan, yakni pertanian, kehutanan, perkebunan, dan perikanan,” kata Muliaman dalam seremonial di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, kemarin.
 
OJK mengharapkan agar program Aksi Pangan yang diluncurkan menjadi gerakan nasional dalam memperkenalkan dan mengimplementasikan skema pembiayaan secara rantai nilai (value chain financing ) yang diharapkan menjadi momentum percepatan akses keuangan di sektor pangan.
 
Melalui Aksi Pangan pada tahun ini, 19 bank mitra menargetkan peningkatan penyaluran kredit pada sektor tani, buruh, dan hutan sebesar 14,12% menjadi Rp260 triliun.
 
Asuransi usaha tani, premi, dan luas lahan terlindungi akan meningkat 64,88% menjadi Rp180 miliar dan 1 juta hektare. Asuransi usaha ternak sapi, premi, dan jumlah sapi terlindungi akan meningkat 238,42% menjadi Rp27 miliar dan 120.000 ekor sapi.
 
“Sedangkan penjaminan kredit sektor pertanian meningkat 6,42% menjadi Rp8,8 triliun. Penjaminan KUR sektor pertanian meningkat 5,44% menjadi Rp9,9 triliun,” ujarnya.
 
Kabupaten Lima Puluh Kota ditunjuk sebagai lokasi peluncuran Aksi Pangan OJK karena Kabupaten ini menjadi salah satu daerah yang berhasil menerapkan pembiayaan rantai nilai (value chain financing ) di sektor pangan, juga menjadi sentra peternakan sapi simental, salah satu daerah penghasil kakao terbesar, serta petani di wilayah ini pernah mendapat penghargaan nasional di bidang ketahanan pangan.
 
Muliaman mengatakan, kegiatan Aksi Pangan di Kabupaten Lima Puluh Kota ini diikuti 23 pelaku industri keuangan bank maupun nonbank serta 3 perusahaan financial technology (fintech) atau e-commerce yang memiliki bisnis inti di sektor pertanian dan pangan.
 
Program Aksi Pangan OJK terdiri atas program akselerasi pembiayaan yang dilakukan dengan sinergi dari OJK, kementerian, instansi pemerintah, dan industri jasa keuangan pada 11 komoditas pangan.
 
Program dilakukan melalui pola pembiayaan rantai nilai (value chain financing ) yang mengedepankan proses yang terpadu dan saling terkait dari hulu ke hilir dengan memanfaatkan kredit/pembiayaan dari sektor perbankan dan pasar modal.
 
Sementara itu Corporate Secretary BNI Kiryanto mengatakan potensi pembiayaan di sektor pangan sangatlah besar karena sektor ini merupakan sektor riil yang dikonsumsi langsung masyarakat.
 
Selain itu program ini juga merupakan terjemahan dari Nawacita Presiden Jokowi atas ketahanan pangan.
 
”Ketahanan pangan akan terjadi jika seluruh elemen terlibat bahu-membahu membangun kantung-kantung supplier untuk pangan, salah satunya di daerah ini (Sumatra Barat),” ujar Kiryanto dalam kesempatan sama.
 
Lebih jauh, jika ketahanan pangan tercapai, harga pangan akan menjadi jauh lebih stabil. Efeknya, menrut Ryan, bila harga pangan stabil, hal itu akan menurunkan inflasi.